Jika ingin tahu ilmu agama yang benar, ilmu tersebut bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Guru kami, Syaikh Shalih Al-‘Ushaimi –semoga Allah terus menjaga beliau dalam kebaikan– berkata bahwa semua ilmu yang bermanfaat kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ilmu yang lain bisa jadi adalah turunan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Atau ada ilmu di luar dari dua sumber tadi, namun bukan suatu darurat jika tidak dipelajari. (Ta’zhim Al-‘Ilmi, hlm. 46)
Jadi seluruh ilmu dalam agama kita ini kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Demikianlah Rasul diperintahkan untuk berpegang pada keduanya,
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf: 43). Apakah ada selain Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diturunkan pada Rasul?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
مَنْ أَرَادَ العِلْمَ فَلْيُوَرِّثِ القُرْآنَ فَإِنَّ فِيْهِ عِلْمَ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ
“Siapa yang menginginkan ilmu, maka wariskanlah (ambillah) ilmu dari Al-Qur’an karena di dalam Al-Qur’an terdapat ilmu orang yang terdahulu dan orang yang belakangan.”
Masruq rahimahullah berkata,
مَا نَسْأَلُ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ أَنَّ عِلْمَنَا يَقْصُرُ عَنْهُ
“Kami tidaklah bertanya pada sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai sesuatu melainkan dengan Al-Qur’an sudah menjawabnya.” (Disebutkan dalam Ta’zhim Al-‘Ilmi, hlm. 46)
Namun ilmu pada Al-Qur’an tentu saja mesti dipahami, barulah bermanfaat. Sebagaimana kata Ibnu Mas’ud,
إِنَّ أَقْوَامًا يَقْرَؤُنَ القُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ وَلَكِنْ إِذَا وَقَعَ فِي القَلْبِ فَرَسَخَ نَفَعَ
“Sesungguhnya ada kaum yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an tersebut tidak melebihi lehernya (tulang selangkanya). Al-Qur’an tersebut barulah bermanfaat jika menancap dalam hati.” (Fadhl ‘Ilmi As-Salaf ‘ala ‘Ilmi Al-Khalaf, hlm. 103)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Fadhl ‘Ilmi As-Salaf ‘ala ‘Ilmi Al-Khalaf. Cetakan kedua, tahun 1432 H. Ibnu Rajab Al-Hambali. Penerbit Dar Al-Qabs.
Ta’zhim Al-‘Ilmi. Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Hamad Al-‘Ushaimi. Muqarrarat Barnamij Muhimmat Al-‘Ilmi.
—
Selesai disusun menjelang Jumatan, 10 Muharram 1437 H di hari Asyura @ Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans), Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.